Comments

Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Jenis-jenis pembelajaran kooperatif
Jenis-jenis pembelajaran kooperatif
Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Ada empat jenis pembelajaran kooperatif (Arends, 2001). Di sini akan diuraikan secara ringkas masing-masing model pembelajaran tersebut.

Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. 
Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu. 

Group Investigation/Investigasi kelompok

Investigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelen. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. 
Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru. Dalam penerapan investigasi kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok - kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

Pendekatan Struktural

Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-kawannya. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan pendekatan lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. 
Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual. Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok.

Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).

Memperjelas perbandingan antara keempat pendekatan pembelajaran kooperatif atau yang lebih sering disebut sebagai tipe pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

STAD
Jigsaw
Group Investigation
Pendekatan struktur
Tujuan kognitif
Informasi akademik
sederhana
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik tingkat
tinggi dan
keterampilan
inkuiri
Informasi
akademik
sederhana
Tujuan sosial
Kerja kelompok
dan kerja sama
Kerja kelompok
dan kerja sama
Kerja dalam
kelompok
kompleks
Keterampilan
kelompok dan
keterampilan
sosial
Struktur tim
kelompok belajar
heterogen dengan
4-5 orang
anggota
kelompok belajar
heterogen dengan
5-6 orang
anggota,
menggunakan
pola “kelompok
asal” dan
“kelompok ahli”
kelompok belajar
dengan 5-6 orang
anggota homogen
Bervariasi,
berdua,
bertiga,
kelompok 4-6
orang anggota
Pemilihan topik
Biasanya guru
Biasanya guru
Biasanya Siswa
Biasanya guru
Tugas utama
Siswa dapat
menggunakan
lembar kegiatan
dan saling
membantu untuk
menuntaskan
materi belajarnya
Siswa mempelajari
materi dalam
“kelompok ahli”,
kemudian
membantu
anggota
“kelompok asal”
mempelajari
materi itu
Siswa menyelesaikan
inkuiri kompleks
Siswa mengerjakan tugas-tugas sosial dan kognitif
Penilaian
Tes mingguan
Bervariasi, dapat
berupa tes
mingguan.
Menyelesaikan
proyek dan
menulis laporan,
dapat
menggunakan tes
uraian.
Bervariasi
Pengakuan Lembar
Lembar
pengetahuan dan
publikasi lain
Publikasi lain
Lembar
pengakuan dan
publikasi lain
Bervariasi

Daftar Pustaka

Arends, Richard. 2001. Learning to Teach 6 th Ed. United States of America: Mc Graw-Hill.
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

DIREKTORI

ORMIT & MITRA

AD (728x90)

Copyright © LKP AL-QOLAM MUSI RAWAS - All Rights Reserved